Prabowo Dikabarkan Tak Maju Pilpres 2024, Kini Pilih NasDem Demi Ulangi Kemenangan Anies Baswedan

  • Rabu, 4 Januari 2023

TERBELAH - Pemilih Prabowo Subianto kini terbelah. Sebagian pendukung mengalihkan dukungan ke Anies Baswedan sementara lebih banyaknya tetap mendukung Prabowo yang juga Menteri Pertahanan RI. (POS-KUPANG.COM) © Disediakan oleh Pos-Kupang.com

WARTA-DIGITAL.COM - Prabowo Subianto diterpa isu mengejutkan. Sosok yang mengemban tugas sebagai Menteri Pertahanan RI tersebut dikabarkan tak maju dalam Pilpres 2024 mendatang.

Ketua Umum Partai Gerindra itu disebut-sebut telah memilih Partai NasDem untuk berkoalisi dan mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden.

Sikap Prabowo Subianto itu disebut-sebut sebagai langkah terbaik demi mengulangi kemenangan Anies Baswedan ketika berhasil mengalahkan PDI Perjuangan di Jakarta tahun 2017 silam.

Untuk diketahui, pada Pilkada di Jakarta tahun 2017 silam, Partai Gerindra pimpinan Prabowo Subianto mengusung Anies Baswedan jadi Gubernur DKI Jakarta.

Dalam pertarungan yang paling menengangkan tersebut, Anies Baswedan yang diusung Partai Gerindra berhasil menggulingkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang diusung PDI Perjuangan.

Kini, beredar kabar bahwa Prabowo Subianto ingin mengulangi keberhasilan masa itu. Ia pun akan mundur dari kandidat capres dan mendukung Anies Baswedan jadi calon presiden.

Untuk hal tersebut, Prabowo memilih bergabung ke Partai NasDem yang telah berkoalisi dengan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Pertimbangannya, sejak Pilpres 2014 - 2019, PKS telah mendukung Prabowo dan Partai Gerindra, sehingga saat ini saatnya Gerindra mendukung PKS.

Koalisi Gerindra, Nasdem, Demokrat dan PKS sudah melampaui presidential threshold, ambang batas mencalonkan prediden - wakil presiden, yakni 20 persen kursi di parlemen (DPR RI).

Gerindra punya 78 kursi, Nasdem 59 kursi, Demokrat 54 kursi dan PKS 50 kursi. Total kursi jika nantinya berkoalisi, yakni 241 kursi atau 41,91 persen.

Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Nasdem Effendi Choirie meminta Prabowo untuk mengajukan kadernya menjadi salah satu kandidat calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan.

Hal itu disampaikannya jika Gerindra bergabung dengan Koalisi Perubahan yang tengah dibentuk Nasdem bersama Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Kalau Gerindra gabung dengan Koalisi Perubahan, maka Pak PS (Prabowo Subianto) tidak nyalon lagi. Lalu Gimana? Bisa saja menyalonkan kadernya untuk jadi cawapres, sebut Effendi pada Kompas.com, Senin 5 Desember 2022.

Pasalnya, Effendi mengatakan, Koalisi Perubahan telah sepakat untuk mengusung Anies sebagai capres.

Oleh karena itu, tak mungkin Gerindra yang bergabung belakangan mendorong Prabowo jadi capres dalam koalisi tersebut.

Kalau Koalisi Perubahan berarti capresnya Mas Anies, bukan Pak PS (Prabowo Subianto), ucapnya.

Ditanya soal kemungkinan Sandiaga Uno yang merupakan kader Partai Gerindra menjadi cawapres Anies Baswedan, Effendi tidak menjawab secara rinci.

Ia justru kembali menyampaikan bahwa salah satu dari tiga syarat cawapres yang disampaikan oleh Anies yaitu membantu kemenangan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Siapa pun, yang penting bisa mendongkrak suara untuk kemenangan, katanya.

Akan tetapi, Effendi mengeklaim pihaknya bakal terbuka menerima partai politik (parpol) mana pun untuk menjadi mitra koalisi.

Menurutnya, usulan PKS mengajak Gerindra untuk bergabung dalam Koalisi Perubahan adalah langkah yang tepat.

Sebab, Gerindra merupakan kekuatan besar untuk membantu koalisi memenangkan kontestasi elektoral mendatang.

Tentu saja Nasdem ikut menggelar karpet merah dengan ucapan welcome dan marhaban ahlan wasahlan kepada siapa pun dan partai apapun yang gabung dengan Koalisi Perubahan, imbuhnya.

TAK TERTANDINGI� Elektabilitas Ganjar Pranowo semakin tak tertandingi. Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas, Gubernur Jawa Tengah ini mengantongi 23,2 persen, disusul Prabowo Subianto 17,6 persen dan Anies Baswedan 16,5 persen. (POS-KUPANG.COM)

TAK TERTANDINGI Elektabilitas Ganjar Pranowo semakin tak tertandingi. Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas, Gubernur Jawa Tengah ini mengantongi 23,2 persen, disusul Prabowo Subianto 17,6 persen dan Anies Baswedan 16,5 persen. (POS-KUPANG.COM)© Disediakan oleh Pos-Kupang.com

Diberitakan sebelumnya, Juru Bicara PKS M Kholid mengungkapkan bahwa sudah waktunya Gerindra bergantian memberikan dukungan pada PKS.

Sebab, PKS telah mendukung Gerindra dan Prabowo sebagai capres dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 dan 2019.

Giliran Gerindra yang kami ajak untuk ikut pilihan dari PKS nanti jika nanti Koalisi Perubahan jadi dideklarasikan. Ya arahnya kita menuju terbentuknya Koalisi Perubahan," ungkap Kholid.

PKS: Sekarang Gantian Dong

Juru Bicara PKS M Kholid mengatakan, pihaknya mengajak Partai Gerindra untuk bergabung dengan Koalisi Perubahan yang sedang dijajaki oleh Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS.

Menurut dia, PKS sedang serius menjalin komunikasi politik dengan Nasdem dan Demokrat.

"Tentu, Koalisi Perubahan juga inklusif, membuka peluang bergabungnya partai-partai lain, termasuk Gerindra," ujar Kholid saat dimintai konfirmasi, Senin 5 Desember 2022.

Kholid menyebut, peluang PKS dengan Gerindra untuk berkoalisi masih terbuka.

Namun, Kholid menyinggung bahwa posisi saat ini berbeda dengan tahun 2014 dan 2019.

"Kalau 2014 dan 2019 kami kan sudah pernah mendukung Pak Prabowo Subianto yang merupakan Ketua Umum Gerindra, nah untuk 2024 saatnya bergantian," ujar dia.

Kemudian, Kholid memaparkan arti "bergantian" yang dia maksud. Dia ingin agar Gerindra yang gantian mendukung pilihan PKS.

PKS kini masih menjajaki Koalisi Perubahan dengan Nasdem-Demokrat.

Sementara itu, Nasdem telah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres).

Bahkan, dalam pertemuan tim kecil Nasdem-Demokrat-PKS, Anies kerap ikut di dalamnya.

"Giliran Gerindra yang kami ajak untuk ikut pilihan dari PKS nanti jika nanti Koalisi Perubahan jadi dideklarasikan. Ya arahnya kita menuju terbentuknya Koalisi Perubahan," kata Kholid.

Perolehan suara dan kursi partai politik peserta pemilu 2019:

1. PDI-P: 128 kursi

Jumlah suara: 27.503.961 (19,33 persen)

2. Golkar: 85 kursi

Jumlah suara: 17.229.789 (12,31 persen)

3. Gerindra: 78 kursi

Jumlah suara: 17.596.839 (12,57 persen)

4. Nasdem: 59 kursi

Jumlah suara: 12.661.792 (9,05 persen)

5. PKB: 58 kursi

Jumlah suara: 13.570.970 (9,69 persen)

6. Demokrat: 54 kursi

Jumlah suara: 10.876.057 (7,77 persen)

7. PKS: 50 kursi

Jumlah suara: 11.493.663 (8,21 persen)

8. PAN: 44 kursi

Jumlah suara: 9.572.623 (6,84 persen)

9. PPP: 19 kursi

Jumlah suara: 6.323.147 (4,52 persen)

10. Berkarya: 0 kursi

Jumlah suara: 2.902.495 (2,09 persen)

11. PSI: 0 kursi

Jumlah suara: 2.650.361(1,85 persen)

12. Hanura: 0 kursi

Jumlah suara: 2.161.507 (1,54 persen)

13. PBB: 0 kursi

Jumlah suara: 1.990.848 (0,79 persen)

14. Perindo: 0 kursi

Jumlah suara: 3.738.320 (2,07 persen)

15. PKPI: 0 kursi

Jumlah suara: 312.775 (0,22 persen)

16. Garuda: 0 kursi

Jumlah suara: 702.536 (0,5 persen) (*)

SUMBER : Pos-Kupang.Com 

Komentar