KPID Kaltim Dorong Kreator Muda Ciptakan Konten Sehat dan Edukatif di Media Sosial

  • Kamis, 3 Juli 2025

WARTA-DIGITAL.COM Samarinda – Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Kalimantan Timur terus memperkuat perannya dalam meningkatkan literasi digital di tengah maraknya konten media sosial yang sensasional. Melalui Seminar Nasional bertema “2045: Indonesia Emas atau Indonesia Cemas?”, KPID Kaltim mengajak generasi muda, khususnya para kreator konten, untuk lebih bijak dan bertanggung jawab dalam memproduksi konten yang viral namun tetap edukatif.

 

Kegiatan ini digelar bekerja sama dengan Forum Literasi Penyiaran Mahasiswa (FLPM) di Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT), beberapa waktu lalu.

 

Ketua KPID Kaltim, Irwansyah, menegaskan bahwa media sosial kini menjadi ruang publik utama yang memiliki pengaruh besar dalam membentuk opini masyarakat. Karena itu, penting bagi kreator konten untuk menghadirkan narasi yang sehat dan membangun, bukan sekadar mengejar sensasi.

 

“KPID Kaltim hadir untuk mendorong ekosistem penyiaran yang berkualitas, termasuk di ranah digital. Kami ingin generasi muda memahami bahwa konten yang mereka buat punya dampak besar, sehingga harus mengedepankan edukasi dan nilai positif,” ujar Irwansyah.

 

Dalam seminar tersebut, Rifky Al Faris, seorang content creator yang dikenal kreatif dan konsisten menghadirkan konten positif, menjadi salah satu pembicara yang membongkar logika algoritma media sosial. Ia menjelaskan bahwa algoritma bukan musuh, melainkan sistem yang bisa dimanfaatkan jika kreator memahami polanya.

 

“Algoritma hanya mengenali pola. Jika kita konsisten membuat konten yang bermanfaat, peluang untuk masuk FYP juga akan semakin besar,” jelas Rifky.

 

Ia menambahkan, “Banyak kreator rela membuat konten ekstrem demi viral. Padahal justru di situlah ujian sebenarnya: apakah kita hanya ingin terkenal, atau ingin memberi pengaruh positif bagi orang lain.”

 

Rifky juga berbagi tips praktis seputar pembuatan konten sehat dan menarik, mulai dari konsistensi tema, storytelling yang kuat, hingga pemanfaatan data analitik untuk memahami tren. Menurutnya, strategi FYP dapat dilakukan tanpa melanggar norma dan etika digital.

 

KPID Kaltim memandang kegiatan ini sebagai langkah strategis dalam membangun generasi kreator yang berdaya saing namun tetap memiliki tanggung jawab sosial. Irwansyah menekankan bahwa literasi digital harus menjadi gerakan bersama yang melibatkan pemerintah, akademisi, komunitas, dan masyarakat luas.

 

“Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi wadah bagi generasi muda untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan digitalnya. KPID Kaltim akan terus mendukung program-program yang memajukan literasi media di Kalimantan Timur,” pungkasnya.

 

Melalui seminar ini, KPID Kaltim optimistis ekosistem media di Kaltim dapat berkembang lebih sehat, kreatif, dan berkelanjutan, sekaligus mendukung visi Indonesia Emas 2045. (adv/sky/diskominfo kaltim)

Komentar