Desa Perangat Selatan Siapkan Kampung Adat Multietnis di Kawasan Embung Desa

  • Kamis, 3 Juli 2025

Foto : Kepala Desa Perangat Selatan, Sarkono, saat memberikan keterangan terkait Kampung Adat Multietnis di Kawasan Embung Desa. (ruz/sky/warta-digital.com)

WARTA-DIGITAL.COM - KUTAI KARTANEGARA - Pemerintah Desa Perangat Selatan, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), tengah merancang pengembangan kawasan Embung Desa menjadi lebih dari sekadar destinasi wisata alam. Ke depan, kawasan ini juga akan difungsikan sebagai ruang pelestarian budaya melalui pembangunan Kampung Adat multietnis.

 

 

Kepala Desa Perangat Selatan, Sarkono, menyampaikan bahwa rencana pembangunan Kampung Adat merupakan aspirasi dari masyarakat desa yang berasal dari beragam suku dan budaya.

 

“Warga kami sangat beragam , ada yang berasal dari Jawa, Madura, Sulawesi, Lombok, Dayak, Banjar, hingga Kutai. Ini adalah kekayaan yang harus kita jaga dan angkat sebagai identitas bersama,” ujar Sarkono, Kamis (3/7/2025).

 

Pengembangan Kampung Adat akan terintegrasi dengan kawasan Embung Desa, yang telah dibangun secara bertahap sejak tiga tahun terakhir melalui pendanaan CSR, tanpa melibatkan dana APBD.

 

Sejumlah fasilitas dasar seperti toilet, gazebo, dan empat unit ruko telah tersedia, berkat dukungan PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS), sementara penataan kawasan turut didukung oleh PT Mahakam Sumber Jaya (MSJ).

 

“Kami ingin membangun Kampung Adat sebagai ruang kreasi, ekspresi, sekaligus pelestarian budaya. Ini bagian dari visi menjadikan embung sebagai pusat kegiatan edukatif dan sosial masyarakat,” lanjut Sarkono.

 

Dalam waktu dekat, kawasan ini juga akan dilengkapi gedung perpustakaan dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kukar, untuk memperkuat fungsi edukatif, khususnya bagi pelajar dari jenjang SD hingga SMA yang sudah tersedia di desa.

 

Untuk mendukung pengembangan pariwisata secara menyeluruh, Pemerintah Desa Perangat Selatan telah mengajukan surat permohonan resmi kepada Dinas Pariwisata Kukar, guna mendapatkan pendampingan penyusunan perencanaan kawasan, termasuk penyusunan blueprint Kampung Adat dan wisata edukatif.

 

“Kami sangat membutuhkan dukungan dalam pembentukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), karena itu akan menjadi ujung tombak pengelolaan kawasan. Saat ini, kami belum memiliki Pokdarwis,” jelas Sarkono.

 

Peran BUMDes Perangat Selatan juga akan dioptimalkan dalam pengelolaan kawasan, termasuk melalui rencana penyediaan sepeda air sebagai wahana wisata air di area embung.

 

Sarkono menegaskan bahwa pengembangan kawasan Embung Desa diarahkan untuk menjadi destinasi wisata inklusif yang tidak hanya menarik bagi wisatawan luar, tetapi juga memberi manfaat langsung bagi masyarakat lokal, baik dari sisi pelestarian budaya, edukasi, maupun pemberdayaan ekonomi.

 

“Harapannya, kawasan ini bisa menjadi pusat wisata yang inklusif, tempat warga mengekspresikan budaya mereka, sekaligus mendapat manfaat ekonomi secara langsung,” pungkasnya. (adv/ruz/sky)

Komentar